Keberadaan UMKM terbukti mampu bertahan menjadi roda penggerak perekonomian di Indonesia bahkan saat terjadi krisis ekonomi. Berdasarkan hal tersebut, Dinas Koperasi dan UMKM Pandeglang, Banten tercatat telah membina sekitar 6.000 UMKM di bawah binaan Dinkop Pandeglang. Sebagian besar UMKM di wilayah ini masih cenderung berusia muda dan hanya beberapa yang berusia lebih dari lima tahun. Sebagian besar operasi usaha juga lebih bersifat tradisional. Tahun 2020, Dinas Koperasi dan UMKM Pandeglang, Banten berharap jumlah UMKM yang dibina akan terus meningkat. Berdasarkan alasan tersebut, melalui metode deskriptif kualitatif, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan marketing supply chain yang dihadapi UMKM Kabupaten Pandeglang, Banten. Hasil wawancara yang dilakukan dengan UMKM di wilayah Pandeglang, Banten diketahui bahwa pelaku UMKM di wilayah Pandeglang 1) belum mempertimbangkan rantai pasok untuk perolehan bahan baku, 2) mempekerjakan pegawai lokal dengan keterampilan yang rendah, 3) melaksanakan proses produksi tidak karena alasan efisiensi dan tanpa standar pengawasan, 4) tidak memiliki gudang penyimpanan khusus untuk usahanya, 5) hampir tidak memiliki saluran distribusi/komunikasi/promosi bahkan hingga saat ini, dan 6) tidak memiliki pemahaman akan kegiatan pemasaran. Berdasarkan hasil tersebut maka disarankan perlunya 1) penelitian lanjutan dengan menambahkan jumlah responden dan/atau metode berbeda untuk diperolehnya hasil yang lebih definitif dan 2) pelatihan terkait manajemen pemasaran dan rantai pasok bagi pelaku UKM di wilayah Pandeglang.